Aplikasi 'Saskia Gotak', Solusi Keren Guna Tekan AKI-AKB di Banyumas

Perut ibu Misa Ati terlihat tampak buncit. Maklum, dirinya tengah hamil tua. Dan Desember 2019 ini adalah hari perkiraan lahir (HPL).

Bidan di Puskesmas Kebasen, Banyumas, memeriksa riwayat kesehatan ibu hamil di aplikasi Saskia Gotak dan memeriksa kesehatan ibu hamil. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Anaknya tujuh. Dengan kehamilan sekarang, berarti ia akan punya delapan anak. Misa Ati tinggal di Desa Karangsari, Kecamatan Kebasen, Banyumas.

Usianya tak lagi muda, nyaris 40 tahun, kurang sedikit. Tetapi ia tampak bugar. Wajahnya ranum memerah, tanda-tanda sehat.

Dengan usia lebih dari 35 tahun, Misa Ati digolongkan kategori ibu hamil risiko tinggi atau Risti. Sekitar 403 ibu hamil di Kecamatan Kebasen masuk kategori ini. Secara keseluruhan akhir 2019 ini ada 5.000-an ibu hamil di kecamatan yang berimpitan dengan Sungai Serayu ini.

Itu hari, ia periksa rutin kehamilan di Puskesmas Kebasen. Dia tampak nyaman di ruang tunggu. Ada kipas angin yang membantu mengusir panas. Di sisi selasar, terlihat sejumlah bocah asyik di tempat bermain anak.

Namanya lantas dipanggil dengan pelantang yang disetel pelan, lantaran di dalam ruangan. Ia masuk dan langsung diterima oleh seorang bidan.

Sang bidan masih muda. Ia memegang alat periksa kesehatan. Namun, yang ia buka pertama kali justru ponsel.

Rupanya dia memeriksa data sang ibu hamil, Misa Ati di aplikasi yang terpasang di ponselnya, Saskia Gotak. Saskia Gotak kependekan dari Smart Aplikasi Kesehatan Ibu dan Anak Go Zero Tak ada kematian Ibu dan Anak.

Lewat aplikasi ini, ia melacak riwayat kesehatan si ibu hamil dalam pemeriksaan-pemeriksaan kehamilan sebelumnya. Si bidan tampak serius, dan lantas memeriksa, sembari memberikan pesan-pesan kesehatan.

Faktor Pengaruh Angka Kematian Ibu dan Bayi

Aplikasi Saksia Gotak. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Aplikasi Saskia Gotak diinisiasi oleh Kepala Puskemas, dr Leny Kurniati Zubaedah. Sang dokter risau dengan tingginya angka kematian ibu (AKI) dan bayi baru lahir (AKB).


Terlebih, secara geografis Kebasen adalah wilayah pegunungan dan akses jalan yang tak terlampau mulus. Perlu kerja sama lintas sektoral untuk mencegah kematian ibu dan bayi baru lahir dalam proses persalinan.

"Bahwa pencegahan kematian ibu dan bayi baru lahir ini adalah tanggung jawab semuanya. Bukan hanya petugas kesehatan," kata Leny, Senin, 9 Desember 2019.

Aplikasi ini mempunyai sistem integrasi data yang memungkinkan semua petugas kesehatan, di seluruh wilayah menginput data riwayat kesehatan ibu hamil yang diperiksanya. Lewat aplikasi ini, pemantauan ibu hamil juga lebih mudah karena bisa diisi oleh petugas posyandu, bidan, dokter, dan lintas sektor lainnya.

Dengan begitu, ketika tiba masa persalinan, riwayat kesehatan ibu hamil dan faktor restinya sudah terdata. Data lengkap membuat penanganan lebih cepat dan tepat. Petugas di Faskes rujukan pun akan lebih mudah mengetahui riwayat kesehatan ibu hamil yang hendak melakukan persalinan hanya dengan melihatnya di Saskia Gotak.

Seperti Misa Ati misalnya, dalam kondisi normal ibu hanya akan menjalani pemeriksaan kehamilan lengkap dua kali selama masa kehamilan. Tetapi, lantaran Misa Ati berada di kelompok risiko tinggi, ia mesti melewati pemeriksaan lengkap.

Usai diperiksa bidan, Misa Ati menuju ruang laboratorium. Kemudian, ia beranjak menemui dokter gigi.

"Ada tensi, cek darah di laboratorium untuk mendeteksi risiko penyakit dan sebagainya. Pemeriksaan lengkap," ucap Leny.


Saskia Gotak Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Pemeriksaan ibu hamil di laboratorium Puskesmas Kebasen, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Tiga faktor utama tingginya angka kematian adalah faktor geografis, kurangnya kelengkapan informasi kesehatan ibu hamil, dan ketiga belum optimalnya keterlibatan lintas sektor lantaran ketiadaan informasi akurat mengenai ibu hamil.

"Paritisipasi lintas sektoralnya, seperti kecamatan dan kepala desa sangat kurang. Karena apa? Karena mereka tidak tahu ada berapa jumlah ibu hamil di wilayah saya, ada berapa restinya, dan bagaimana kondisinya, itu mereka tidak tahu," ucap Admin Server Saskia Gotak, Endri Astutik.

Endri bilang Kecamatan Kebasen berada di wilayah yang didominasi perbukitan dengan akses jalan yang cukup sulit dan jauh dari faskes. Untuk menekan angka kematian ibu dan anak butuh dukungan semua sektor, mulai kesehatan, pemerintah desa, kecamatan, kepolisian, dan sebagainya.

Itu sebab, aplikasi ini menggabungkan semua komponen itu untuk mengintensifkan pemantauan ibu hamil, terutama mendekati hari perkiraan lahir (HPL).

"Data ibu hamil itu tidak lengkap. Akhirnya dibuatkan sebuah aplikasi yang memungkinkan Ibu Leni, lintas sektoral, itu tetap bisa memantau ibu hamil yang ada di wilayah ini dengan sangat cepat," ujarnya.

Inovasi pelayanan publik di bidang kesehatan ini memperoleh sambutan positif. Bahkan, Saskia Gotak masuk dalam Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2019.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyumas, Wahyu Budi Saptono yakin aplikasi ini akan sangat berguna. Terlebih angka kematian ibu di Banyumas masih cukup tinggi.

Di Banyumas, jumlah ibu hamil pada 2017 sebanyak 25 ribu orang, terdiri dari risiko tinggi 5.000 orang. Adapun kematian ibu hamil 23 orang.

Saskia Montok

Pemeriksaan ibu hamil di laboratorium Puskesmas Kebasen, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Pemerintah terus menekan risiko kematian dalam proses persalinan dan pascapersalinan. Salah satunya dengan terobosan-terobosan di bidang kesehatan.

"Inovasi ini berawal dari keprihatinan masih tingginya angka kematian ibu hamil dan bayi baru lahir," kata Wahyu Budi.

Dia bahkan berwacana untuk menerapkan pelayanan publik ini di seluruh Banyumas. Namun, tahap awalnya, Saskia Gotak akan diuji terlebih dahulu efektivitasnya.

"Masih perlu pengembangan-pengembangan agar lebih lengkap," dia mengungkapkan.

Dr Leny, sang inisiator Saskia Gotak menyadari itu. Karenanya, ia bersama tim terus melengkapi aplikasi ini. Pengguna aplikasi ini pun akan lebih diperluas.

Salah satu pembaruan yang dilakukan itu adalah peta ibu hamil dan pemantauan kesehatan balita. Peta itu akan membantu petugas, termasuk lintas sektoral mengetahui di mana saja ada ibu hamil, baik yang normal maupun risiko tinggi.

"Upgrade Saskia Gotaknya yang menjangkau monitor kesehatan bayi dan balita, dari imunitas, sampai dengan tumbuh kembang bayi dan balita. Untuk monitoring stunting juga,” Leny menjelaskan.

Dalam waktu dekat, Puskesmas Kebasen juga meluncurkan Saskia Montok untuk monitoring kesehatan. Rencananya, pembaruan akan diluncurkan pada Januari 2020.
"Motto Saskia Montok, monitoring semudah membuka HP," dia menandaskan. (liputan6)




0 Response to "Aplikasi 'Saskia Gotak', Solusi Keren Guna Tekan AKI-AKB di Banyumas"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel